ADAKITANEWS, Nganjuk – Para petani di Kabupaten Nganjuk saat ini sudah mulai menanam padi untuk musim ketiga, bulan Agustus ini. Sayangnya, mereka harus menghadapi beberapa tantangan sebab banyak tanaman yang kini telah terserang hama sundep.
Seperti dikatakan oleh Parmin, 41, petani asal Desa Katerban Kecamatan Baron, serangan hama sundep sudah terjadi di daerahnya sejak seminggu terakhir. “Ini mulai banyak serangan sundep,” kata Parmin sambil memperlihatkan beberapa batang padi yang rusak karena serangan hama tersebut.
Serangan hama sundep, lanjut Parmin hanyalah awal saja. Sesuai siklus, setelah serangan hama sundep akan diikuti serangan hama kaper. Sebab, larva sundep akan berubah menjadi kaper.
Musim yang tidak menentu, termasuk curah hujan yang tinggi dalam beberapa minggu terakhir disebut Parmin sebagai salah satu pemicu perkembangan hama sundep. “Makanya, kami prediksi serangan kaper nanti tinggi,” lanjut Parmin.
Untuk mengantisipasi meluasnya serangan, Parmin mengaku para petani sudah menyiapkan pestisida. Sayangnya, penyemprotan tidak bisa langsung dilakukan, melainkan harus menunggu saat usia padi berusia 15 hari.
Meski tak mengetahui secara pasti, Parmin mengatakan saat ini banyak petani berjuang melawan serangan hama yang bisa mengakibatkan kegagalan panen itu.
Tak hanya harus melawan hama sundep, sebagian petani juga kesulitan mencari pupuk bersubsidi untuk tanaman mereka. “Misalnya petani di pinggir sungai Widas, banyak yang tidak mendapatkan jatah pupuk (bersubsidi,red),” kata Parmin.
Selain dirinya, menurut Parmin ada tujuh petani lain yang juga tak mendapatkan jatah pupuk. Akibatnya, dia harus mengeluarkan biaya hingga dua kali lipat untuk merawat tanaman padinya yang seluas 300 meter persegi itu. “Biayanya tambah mahal,” keluhnya.
Sementara, Agus subagyo, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Nganjuk yang dikonfirmasi tentang adanya sebagian petani yang tidak mendapat jatah pupuk mengatakan, pupuk subsidi hanya diberikan kepada petani yang terdaftar dalam kelompok tani (poktan) di masing-masing desa.
Penyaluran pupuk bersubsidi, terang Agus, sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) tani yang diusulkan oleh poktan. “Asalkan masuk dalam daftar poktan pasti dapat pupuk,” jelas Agus.
Terkait jumlah pupuk bersubsidi yang sudah disalurkan Dispertan kepada petani hingga awal semester 2 tahun ini, Agus belum bisa menyebutkan angka pasti. Alasannya, penyaluran pupuk tergantung jenis tanaman pangan yang digarap oleh poktan setempat. Sehingga, jumlah yang didapatkan tiap poktan tidak sama. “Kami berikan sesuai jenis tanaman yang ditanam petani saja,” tambah Agus.
Terkait permasalahan yang dihadapi oleh petani, Agus mengatakan pihaknya akan menerjunkan petugas untuk mengecek di lapangan. Termasuk keberadaan hama sundep yang mulai mengancam tanaman padi petani.(Jati)